Rabu, 29 Juni 2011

laporan PPL

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah titik kulmininasi dari seluruh rangkaian program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa di bangku kuliah. PPL merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan yang di peroleh di perkuliahan dalam rangka pembentukan kpribadian guru yang professional. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mensyaratkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya kedalam pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaiatan dengan jabatan keguruan, baik kegaiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya. Kegiatan PPL ini diarahkan dalam bentuk pelatihan terbatas, pelatihanh terbimbing , dan pelatihan mandiri. Semua rangkaian kegaiatan ini harus terjadwal secara sistematis di bawah bimbingan dosen pembimbing atau guru pamong.
Jika dipandang dari sudut kurikulum, PPL adalah suatu program matakuliah, proses pembelajaran yang menjadi persyaratan dalam pendidikan prajabatan guru. PPL dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah mahasiswa tersebut menajdi guru, dapat mengemban tugas, dan bertanggung jawab secara professional. Dibandingkan dengan prajabatan pada lembaga lainnya, PPL hampir sama dengan pelatihan kerja. Kesamaannya adalah mempersiapkan para calon pengemban tugas agar mampu melaksanakan tugas-tugas secara rutin, dan peka terhadap kemungkinan dan kekurangannya. Jika dipandang dari isi, PPL adalah seperangkat komponen pelatihan prajabatan guru yang berlangsung dalam siklus teori praktik secara berlapis dan berulang pada setiap langkah yang dipersyaratkan dalam program pelatihan tersebut. Setiap langkah dalam komponen pelatihan itu selalu mengacu pada teori yang telah dipelajari menuju praktik pelaksanaan tugas. Selanjutnya teori dapat dibenarkan, diperbaiki atau ditolak berdasarkan kepada efektivitas dan ketepatannya dalam praktik dan kondisi tertentu.

B.       Latar Belakang
Guru adalah figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya saat terjalinnya proses interaksi belajar mengajar. Guru juga harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis – pedagogis. Profesi guru pada saat ini masih banyak di bicarakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media masa khususnya media elektronik dan media cetak baik harian  maupun mingguan memuat bertita tentang guru. Ironisnya berita tersebut cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tak mampu membela diri.
Guna mengurangi tudingan-tudingan miring yang dilontarkan oleh berbagai pihak dengan versi dan maksud yang berbeda-beda tersebut serta untuk memperbaiki mutu calon guru, maka Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Borneo Tarakan, dituntut untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di kota Tarakan, yang telah ditetapkan oleh Fakultas dan dianggap mampu membimbing Mahasiswa/calon guru agar menguasai lapangan guna menerapkan ilmu yang telah diterima dibangku perkuliahan, mahasiswa juga diharapkan harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan dan kualitas pendidikannya sehingga dapat menjadi guru yang mampu mengantar siswanya maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah titik kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami mahasiswa di bangku kuliah dan juga meupakan ajang pelatihan dalam mengenal terjun langsung pada dunia pendidikan sesungguhnya. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) juga merupakan sarana untuk membentuk pribadi calon guru/pendidik yang tangguh serta untuk menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dibangku perkuliahan dalam rangka pembentukan guru yang professional dan memilki rasa tanggung jawab yang penuh atas semua yang telah dikerjakannya.


C.      Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan
Mahasiswa sebagai calon pengajar atau pendidik, harus memahami bahwa guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap adanya inovasi pendidikan. Khusunya dalam peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukan bahwa betapa urgennya peran guru dalam dunia pendidikan.
Tujuan umum pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk melatih mahasiswa calon guru agar memiliki kemampuan memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dala kegiatan belajar mengajar maupun tugas-tugas keguruan  lainnya. Adapun tujuan khusus PPL ini adalah sebagai berikut:
1.                  Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan sosial psikologis sekolah.
2.                  Menguasai berbagai kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
3.                  Menerapkan berbagai kemampuan professional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi yang nyata.
4.                  Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah.
5.                  Menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi dalam bentuk laporan.
Melalui pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini diharapkan setiap mahasiswa dapat:
a.         Mampu  melakukan pembelajaran yang berorientasi pada setiap peserta didik dalam mengembangakan potensi akademiknya.
b.         Mampu  mendalami karakteristik dari seluruh peserta didik dalam rangka memotivasi minat belajarnya.
c.         Mampu menerapkan pembelajaran inovatif, kreatif dan positif yang bertolak  dari suatu permasalahan dalam pembelajaran.
d.        Mampu mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajarannya secara lisan tulisan yang tearah pada kompetensi belajar saat ini.

D.      Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Manfaat yang diperoleh dari Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah :
1.        Menambah pengalaman belajar secara langsung yang belum sempat diperoleh di bangku kuliah,
2.         Dapat menjalin hubungan sosialisasi dengan kepala sekolah, guru, staf TU dan seluruh siswa- siswi.
3.        Dapat menambah ilmu dan pengalaman mengajar dari guru yang sudah profesional, selaku guru pamong mata pelajaran Bahasa Indonesia,
4.        Menumbuhkan rasa percaya diri untuk meghadapi siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda dalam menjalankan proses pembelajaran,
5.        Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke sekolah dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing dan Guru Pamong,
6.        Dapat mengatasi permasalahan yang ada di sekolah dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing dan Guru Pamong,
7.        Dapat belajar membuat perangkat serta kelengkapan administrasi lainnya dalam proses belajar mengajar,
8.        Membina rasa tanggung jawab dan melatih kemandirian dalam mengerjakan tugas, dan
9.        Sebagai Feed back terhadap seluruh rangkaian perkuliahan yang telah dilalui.
E.       Tahap-Tahap Praktik Pengalaman Lapangan
Sebelum melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)   para mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Borneo dikumpulkan di micro teaching, pada  tanggal 19 Januari 2011, hari Rabu untuk mendapatkan pembekalan ( santiaji ) tentang pelaksanaan PPL  dari tim UPT PPL dan para ahli yang telah ditunjuk. Dalam pembekalan ini mahasiswa calon guru yang akan mengikuti PPL  diberikan arahan secara teknis bagaimana cara-cara dan aturan-aturan dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan PPL , baik mengenai jadwal pelaksanaan, pembuatan laporan, hak mahasiswa maupun kewajiban mahasiswa terhadap sekolah yang digunakan untuk praktik, sekaligus penetapan dosen pembimbing dan sekolah yang akan menjadi tempat praktik mahasiswa nanti.
Setelah mendapatkan pembekalan (santiaji) para mahasiswa diantar oleh Dosen Pengantar ke sekolah yang telah ditunjuk pada hari jumat, tanggal 21 Januari 2011. Setelah tiba di sekolah mahasiswa diserahkan kepada Kepala sekolah atau yang mewakili sebagai awal pelaksanaan PPL. Pada hari Sabtu mahasiswa diperkenalkan kepada guru pamong, sebagai guru yang membimbing siswa (selain Dosen pembimbing) selama berada di sekolah tersebut hingga penjemputan atau perpisahan.
Sedangkan penilaian mahasiswa PPL dilakukan oleh satu Dosen Pembimbing dan satu Guru Pamong. Untuk Observasi lapangan maupun observasi kelas dinilai oleh Ibu Suriati Sirait, S. Pd, selaku guru pamong.
Penilaian ini sesuai kesepakatan Dosen Pembimbing, Guru Pamong dan mahasiswa itu sendiri.


























BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

A.      Sejarah Sekolah
SMP Negeri 10 Tarakan adalah sekolah yang didirikan pada tanggal 07 mei 2003 berdasarkan surat keputusan walikota Tarakan. SMP Negeri 10 Tarakan merupakan sekolah di wilayah Kalimantan timur yang terletak di kota Tarakan. Kepala Sekolah yang pertama kali menjabat adalah Syamsul Hadi,SE selaku pelaksana tugas selama satu semester di tahun pelajaran 2003-2004 selanjutnya adalah Hery Murtiono,S.Pd tahun 2004 s.d 2008, kemudian dilanjutkan oleh Endah Sarastiningsih,S.Pd tahun 2008 sampai sekarang.
SMP Negeri 10 Tarakan memiliki 289 siswa terdiri dari 8 rombongan belajar dengan rincian kelas VII ada 3(tiga) kelas, VIII ada 3(tiga) kelas, dan IX ada 3 (tiga) kelas. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari, masuk pukul 07:30 sampai dengan 13:10. Jumlah tenaga pendidik di SMP Negeri 10 Tarakan sebanyak 18 orang, terdiri dari 15 orang berstatus pegawai negeri dan 3 orang berstatus pegawai honorer. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 10 orang, terdiri dari 1 orang berstatus pegawai negeri dan 9 orang berstatus pegawai honorer.
SMP Negeri 10 Tarakan menempati sebidang tanah dengan luas 20000 m2, jumlah ruang belajar 6 ruang ,1 ruang laboratorium, 1 ruang UKS, 1 ruang multimedia, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 3 ruang kesekretariatan dan 1 petak kantin sekolah. Sekolah ini terletak di jalan Pantai Amal Lama kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur.
Siswa yang belajar di SMP Negeri 10 tarakan 80% berasal dari daerah sekitar yaitu kelurahan pantai amal dan 20% berasal dari luar. Hal ini mengakibatkan kondisi sosial ekonomi, politik, keamanan, kemajuan IPTEK dan budaya masyarakat sekitar secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan pendidikan di SMP Negeri 10 Tarakan. Secara terperinci analisis kondisi eksternal pendidikan SMP Negeri 10 Tarakan sebagai berikut:
1)      Sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP Negeri 10 Tarakan
rata-rata 80% merupakan nelayan, 10% merupakan petani (petani sayur, petani kebun, dan petani tambak), 10% merupakan pedagang, buruh pegawai, dan lain-lain. Pada dasarnya kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sebagian besar menengah ke bawah dan rata-rata siswa hanya bersekolah sampai SMA/SMK yang sederajat dan kurang memiliki keterampilan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
2)      Politik
Kondisi politik dalam artian kebijakan pemerintah kota dalam peningkatan mutu pendidikan di kota tarakan sangat tinggi. Hal ini di buktikan dengan pembangunan sekolah-sekolah secara bertahap minimal berlantai 2 mulai dari SD sampai SMA, selain itu sering dilaksanakan workshop atau seminar untuk peningkatan kompetensi guru dengan mengundang pakar-pakar pendidikan dari luar tarakan dan memberi beasiswa bagi guru yang melaksanakan pendidikan.
3)      Keamanan
Kondisi keamanan kota tarakan pada umumnya dan kondisi keamanan SMP Negeri 10 tarakan pada khususnya relative aman dan kondusif. Masyarakat sekitar sekolah turut berpartisipasi menjaga keamanan fasilitas sekolah maupun keamanan kegiatan sekolah.
4)      Kemajuan IPTEK
Kemajuan IPTEK untuk masyarakat sekitar sekolah kurang berkembang dikarenakan sebagian besar masyarakat adalah pengguna alat-alat hasil kemajuan IPTEK dan bukan masyarakat yang kreatif menciptakan sebuah teknologi walaupun hanya teknologi sederhana.
5)      Perkembangan budaya khususnya seni budaya di dominasi suku bugis. Rasa kesukuan pada masyarakat masih Nampak terasa namun pembauran tidak menimbulkan suatu masalah apapun.
B.     Hasil Pengamatan Lapangan :
1.    Keadaan Fisik Sekolah                       
a.    Luas Tanah               :    20000 meter2
b.    Jumlah Ruang kelas :    6  ruang kelas
c.    Ukuran ruang Kelas :    7x 9x6 : 252
d.   Bangunan lain yang ada    
e.    Lapangan Olah Raga:
Lapangan olah raga yang terdapat masih hanya terdapat Lapangan Basket dengan ukuran 20 x 20 meter.
2.    Keadaan Lingkungan sekolah :
a.    Jenis Bangunan Yang Mengelilingi Sekolah
Tidak ada bangunan apapun yang mengelilingi sekolah, karena sekolah tersebut merupakan sebuah bangunan yang menyendiri. Hanya sebuah rumah milik salah seorang guru saja yang menyebelahinya.
b.    Kondisi Lingkungan Sekolah
1)   Kondisi bangunan masih dalam keadaan bagus.
2)   Fasilitas pendidikan cukup memadai tetapi masih perlu dilengkapi lagi.
3.    Fasilitas sekolah
a.       Perpustakaan :
Terdapat 500 buku, terdiri atas 6 rak buku, 1 meja, 4 kursi plastik, 1 unit komputer beserta printer, semuanya dalam keadaan baik.
b.      Laboratorium IPA :
Perlengkapan praktikum seperti gelas ukur, thermometer, meja praktik, hambatan, baterai senter, dll. Semuanya dalam keadaan baik dan terawat.
c.       Lab. Komputer :
Terdapat 40 unit komputer, 40 meja, 40 kursi plastik, semuanya dalam keadaan baik

d.      Ruang BP :
Terdapat 2 Unit meja dan 2 kursi kerja dalam keadaan baik,2 lembar taplak meja keadaannya masih bagus, 1 buah penggaris keadaannya bagus.
e.       Ruang UKS :
Terdapat 1 set obat-obatan, 2 unit ranjang istirahat, 10 buah kursi duduk. Semua dalam keadaan baik.
f.       Ruang Tata Usaha :
Terdapat 10 unit computer, 10 unit printer, 10 set meja dan kursi, 2 unit mesin foto copy semuanya dalam keadaan baik.
g.      Koperasi :
Menjual makanan seperti nasi goreng, nasi kuning, minuman, kue, makanan ringan, semuanya higienis
h.      Kantin Kejujuran
Terdapat 2 unit estalase, ATK, makanan dan minuman ringan.
4.    Penggunaan sekolah :
a.       Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini hanya ada 1 sekolah yaitu SMP Negeri 10 Tarakan.
b.      Jumlah “ Shif” untuk satpam tiap hari : 1 Shift
5.    Guru dan Siswa
a.    Jumlah Guru         : 17 orang
b.    Jumlah Kelas        :    5 ruangan
c.    Jumlah Siswa per kelas    : (disusun tiap-tiap kelas)
6.    Interaksi Sosial         :
a.       Hubungan Guru dengan Guru
Hubungan guru dengan guru sangat baik dan erat layaknya seperti saudara, saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, saling tolong menolong, dan suka sekali bercanda bersama.
b.      Hubungan guru dengan siswa
Hubungan guru dengan siswa sangat baik sekali dan sangat akrab. Apabila ada siswa yang bertanya materi di luar jam pelajaran guru tetap melayani dan menjelaskan kepada siswa tersebut. Siswa bersikap sopan dan santun terhadap guru.
c.       Hubungan siswa dengan siswa
Sebagai seorang teman antara siswa dengan siswa yang lain sangat akrab sekali, saling menghormati dan tolong menolong satu sama lain dan tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul.
d.      Hubungan Guru dengan Staf Karyawan Tata Usaha
Hubungan guru dengan pegawai tata usaha sangat akrab dan baik, apabila ada guru meminta tolong maka dengan sikap ramah pegawai tersebut siap membantu guru tersebut.
e.       Hubungan sosial secara keseluruhan
Hubungan secara keseluruhan sangat harmonis layaknya sebagai sebuah keluarga besar. Saling menghargai, tolong-menolong, kekeluargaan dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.
7.      Tata tertib:
a.       Untuk siswa                :ada
b.      Untuk guru                  :ada
c.       Untuk pegawai            :ada
8.      Kesan umum
Selama saya mengajar di kelas VII sekolah SMP negeri 10 Tarakan sangat menyenangkan sekali. Anak-anaknya baik, ramah, menghormati saya diwaktu saya mengajar dan ada satu (1) kelas yang sangat tidak sopan, bertingkah laku kurang santun, tidak menghargai dan menghormati saat saya mengajar di depan kelas.
Selama ± 6 bulan saya PPL di SMP Negeri 10 Tarakan saya merasa kagum dengan suasana di sekolahan ini. Tali persaudaraannya dan tali kekeluargaannya sangat kuat sekali. Sebagai seorang anak (siswa) yang menempuh dan menuntut ilmu mereka sangat sopan,saling menghargai dan menghormati para guru. Begitu sebaliknya sebagai orang tua (guru) yang membimbing, mengajari, dan mengingatkan ataupun menegur anaknya apabila mereka melakukan kesalahan.
a.       Persiapan
Kegiatan PPL  ini pada dasarnya merupakan wahana latihan mengajar dan membentuk kepribadian guru. Oleh karena itu sebelum mahasiswa diterjunkan ke sekolah untuk melaksanakan kegiatan PPL  terlebih dahulu diberikan pembekalan atau arahan secara teknis mengenai cara dan aturan dalam pelaksanaannya. Pembekalan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 19 Januari 2011.
b.      Kegiatan Observasi
Setelah pembekalan pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan menyerahkan mahasiswa calon guru yang akan melaksanakan PPL  ke sekolah-sekolah yang telah ditentukan yaitu beberapa SMP dan SMA di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tarakan. Penyerahan tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21  Januari 2011.
Setelah penyerahan tersebut, secara resmi mahasiswa calon guru memulai kegiatan PPL-nya, yang dimulai dari observasi hingga ujian PPL  di sekolah yeng telah ditunjuk.
Pada hari yang sama mahasiswa diantar dan menghadap kepala sekolah atau yang mewakili untuk bersilaturahmi serta berkenalan dengan guru pamong, guru-guru yang lain dan staf tata usaha agar saling mengenal dan terjalin hubungan yang harmonis di antara mahasiswa. Setelah berkenalan, mahasiswa PPL bersama guru pamong mengatur jadwal pengajaran dan mengadakan konsultasi mengenai bahan pengajaran yang akan di laksanakan  pada hari senin, 24  Januari 2011.
c.       Kegiatan Konsultasi
Sabtu, 22 Januari 2011 mahasiswa PPL mengadakan konsultasi dengan guru pamong mata diklat Bahasa Indonesia, untuk mendapatkan pengarahan mengenai materi pelajaran atau buku pegangan guru yang digunakan, alat peraga yang tersedia, administrasi kelas, penyusunan program/perangkat pembelajaran dan perangkat lain yang akan dikerjakan selama pelaksanaan PPL II berlangsung.
C.    Kegiatan Pelatihan Mengajar Terbimbing
1.      Tahap Persiapan Mengajar Terbimbing
Sebelum melaksanakan praktik mengajar, mahasiswa PPL terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pamong di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan pengalaman teknik menyampaikan materi serta pemilihan metode yang sesuai dengan materi pelajaran serta teknik yang digunakan guru pamong untuk menguasai kelas agar tetap kondusif.
Selain yang disebutkan di atas, mahasiswa PPL juga mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan praktik tersebut. Persiapan tersebut antara lain :
a.    Menentukan dan menyiapkan bahan yang akan disampaikan,
b.   Menyediakan alat peraga yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan,
c.    Menentukan metode yang tepat, dan
d.   Menyusun Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian.
e.    Persiapan-persiapan tersebut kemudian dikonsultasikan kepada guru pamong untuk mendapatkan koreksi dan persetujuan (terlampir). Setelah tahapan tersebut dilalui, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan praktik mengajar di kelas.
2.      Tahap Mengajar Terbimbing
Pada tahap ini mahasiswa calon guru dapat berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah di bawah bimbingan Guru Pamong. Sebelum latihan mengajar terbimbing, mahasiswa perlu membuat persiapan administrasi dan rencana pembelajaran yang dapat dikonsultasikan dengan guru pamong.
Lama pelatihan mengajar secara terbimbing tergantung pada kemajuan masing-masing mahasiswa dan selama itu pula setiap mahasiswa calon guru mendapatkan bimbingan dengan pendekatan supervisi klinis. Fokus perhatian dalam pelatihan terbimbing ini adalah pada persiapan mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi dalam latar alamiah dan bervariasi, pengelolaan proses belajar mengajar dan dampaknya terhadap mahasiswa.
Berikut ini adalah tahapan mengajar terbimbing:
a.    Pendahuluan, yang terdiri dari
1)      Mengontrol keadaan kelas.
2)      Persiapan kelas, jika KBM merupakan jam awal maka hendaknya dimulai dengan doa. Namun, jika tidak maka dimulai dengan ucapan salam/ sapaan kepada siswa.
3)      Mengadakan apersepsi dan motivasi siswa tentang potensi dirinya serta pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.
4)      Menginformasikan tujuan pemelajaran.
b.   Penyajian materi/kegiatn inti pemelajaran
Dalam kegiatan ini, mahasiswa PPL telah menguasai materi yang akan disampaikan serta mampu memilih metode dan media yang tepat agar PBM yang dilakukan mampu  membangkitkan semangat dan kreativitas siswa sehingga PBM dapat berlangsung kondusif. Selain penguasaan materi dan metode, mahasiswa PPL juga perlu mempersiapkan buku paket atau buku penunjang dan alat peraga.
c.    Menutup pembelajaran
Setalah usai pembelajaran inti, mahasiswa PPL menutup kegiatan pemelajaran dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
1)      Mengadakan tes (post tes).
2)      Bersama siswa membuat kesimpulan.
3)      Mengadakan refleksi.
4)      Pemberian tugas rumah.
5)      Penyampaian pesan-pesan.
D.    Kegiatan pelatihan mengajar mandiri
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan PPL. Sama halnya dengan tahap persiapan mengajar terbimbing, dalam tahap mengajar mandiiri mahasiswa perlu membuat persiapan administrasi mengajar di kelas. Dalam melakukan kegiatan ini mahasiswa diberi kesempatan secara mandiri merencanakan, melaksanakan dan menilai hasilnya. Guru pamong dan dosen pembimbing sudah makin mengurangi peranan supervisinya, tetapi dalam waktu-waktu tertentu mahasiswa masih tetap bisa berkonsultasi.
Mahasiswa calon guru diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan di dalam situasi nyata di sekolah, pengayaan konteks dan kemempuan refleksi. Fokus perhatiannya ditujukan kepada pengembangan kemempuan profesional guru.
1.      Tahap persiapan mengajar mandiri
Pada tahap ini mahasiswa PPL menyiapkan administrasi proses belajar mengajar sebelum proses mengajar mandiri. Administrasi tersebut antara lain:
a.       Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b.      Perincian hari efektif
c.       Perincian minggu efektif
d.      Distribusi waktu
e.       Program alokasi waktu
f.       Program semester dan program tahunan
g.      Analisis materi pelajaran
h.      Kisi-kisi soal
i.        Jurnal kegiatan belajar mengajar
Setelah persiapan dianggap matang, mahasiswa mengkonsultasikan kepada guru pamong dan dosen pembimbing untuk dikoreksi dan disetujui. Semua persiapan mengajar di atas terlampir.
2.      Tahap mengajar mandiri
Pelaksanaaan praktik mengajar mandiri dimulai pada minggu pertama, tanggal 24 Januari 2011 sampai dengan akhir minggu ke empat tanggal 28 Mei 2011 di kelas VII(1,2,3). Untuk lebih rinci dapat dilihat di jurnal kegiatan (terlampir).
Selama melaksanakan praktik mengajar di kelas, mahasiswa PPL sering mengadakan konsultasi dengan guru pamong, beberapa kali konsultasi pada dosen pembimbing, dan guru-guru senior yang ada di SMP Negeri 10 Tarakan, sehingga mahasiswa PPL dapat mengetahui informasi dan dapat memperbaiki serta mengatasi permasalahan yang ditemui selama menjalankan kegiatan PPL

Mahasiswa mulai melaksanakan proses belajar mengajar setelah mendapat bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing.
1.      Kegiatan Latihan Mengajar Terbimbing
Kegiatan latihan mengajar terbimbing terbagi atas 2 tahap yaitu:
a.       Tahap persiapan mengajar terbimbing
Membuat program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta perangkat pembelajaran dan melengkapi referensi yang akan digunakan dalam penyampaian materi pelajaran pada saat mengajar baik secara terbimbing maupun secara mandiri.
b.      Tahap Mengajar Terbimbing
Pada Senin tanggal 24 Januari 2011 penulis mulai latihan mengajar terbimbing dikelas VII-1 didampingi Ibu Suriati Sirait, S.Pd selaku guru pamong. Sebelum memulai pelajaran guru pamong memperkenalkan guru PPL serta memberikan beberapa informasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengajar dan setelah selesai guru pamong kembali memberikan masukan dalam proses mengajar.
2.      Kegiatan Latihan Mengajar Mandiri
a.       Tahap Persiapan Mengajar mandiri
Pada tahap ini menyiapakan administrasi proses KBM seperti RPP dan instrumen penilaian (pre test), rangkuman materi yang berhubungan dengan konsep dan materi.

b.      Tahap Mengajar Mandiri
Dalam tahap ini mulai mengajar secara mandiri dari pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2011 dengan pokok bahasan Menceritakan Tokoh Idola di kelas VII-1 dengan menggunakan metode konvensional. Adapun kelas-kelas yang di berikan yang telah di sepakati sebelumnya dengan guru pamong yaitu kelas VII-2 dan VII-3. Di dalam proses belajar mandiri ini tidak mendapat kendala yang berat meskipun ada kendala sedikit akan tapi bisa teratasi. Misalnya pada saat proses belajar mengajar ada beberapa siswa yang ribut, kemudian langsung diberikan teguran dengan tegas kepada siswa tersebut bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa harus memperhatikan dengan baik agar dapat memudahkan mereka dalam memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Pada tahap mengajar mandiri ini juga dilakukan beberapa metode dalam mengajar agar siswa-siswi tidak bosan dalam kegiatan belajar mengajar misalnya membuat kelompok kecil dan mengerjakan tugas diluar kelas dibawah pengawasan gurunya. Metode ini disesuaikan juga dengan materi yang sedang diajarkan.

E.       Kegiatan Pelatihan Tugas Keguruan Lainnya
Pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan praktikan tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar, akan tetapi melaksanakan kegiatan-kegiatan keguruan yang lain. Adapun kegiatan pelatihan tugas keguruan lainnya pada pelaksanaan PPL kali ini, yaitu :
a.       Melaksanakan tugas piket harian.
b.      Membantu panitia dalam pelaksanaan kegiatan Ujian Nasional
c.       Menjadi Pengawas Ujian Akhir Sekolah semester genap
d.      Membantu panitia dalam pelaksaanaan  kegiatan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Praktek
e.       Menjadi Pembina upacara pada hari Senin


F.       Kegiatan Ujian PPL
Seminggu sebelum ujian mahasiswa memperoleh materi dari Guru Pamong beserta jadwal ujian. Dalam melaksanakan ujian PPL, mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.  
Pada saat pelaksanaan ujian PPL, dihadiri oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. Mahasiswa PPL yang akan melaksanakan  ujian PPL harus mempersiapkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: penguasaan materi, persiapan fisik dan mental serta persiapan alat bantu mengajar.
Sebelum melaksanakan ujian praktik mengajar, mahasiswa PPL berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan ujian PPL, dan disepakati hari Rabu tanggal 18 Mei 2011 di kelas VII-1, pada jam pelajaran ke 1-2, sesuai jadwal yaitu jam 07.30 s/d 08.50, dengan pokok bahasan Hubungan latar cerpen dengan realitas sosial. Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa PPL menyiapkan beberapa hal, yaitu:
1.      Membuat dan memberikan undangan ujian mengajar kepada dosen pembimbing, yang disetujui dan di tanda tangani oleh guru pamong dan mahasiswa PPL.
2.      Mempersiapkan administrasi penilaian, yaitu:
a.       Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b.      Perincian minggu efektif
c.       Distribusi waktu
d.      Program alokasi waktu
e.       Jadwal mengajar
f.       Lembar observasi pengenalan lapangan
g.      Lembar observasi belajar mengajar
h.      Lembar penilaian tugas administrasi
i.        Lembar penilaian tugas kulikuler dan ekstrakulikuler
3.      Mempersiapkan materi / bahan ajar
4.      Mampersiapkan alat peraga
5.      Mempersiapkan kelas yang digunakan untuk ujian PPL
Pelaksanaan Ujian PPL berjalan dengan lancar, meskipun pada awalnya mengalami kendala namun bisa diatasi dengan bantuan teman-teman mahasiswa PPL dari program studi lainnya. Sedangkan mengenai kondisi siswa saat di laksanakan ujian juga baik.








































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Praktik  Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dalam rangka pembentukan guru yang professional. Dimana dalam kegiatan Praktek  Pengalaman Lapangan (PPL) ini penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di perkuliahan kegiatan keguruan yang nyata.
Dengan demikian Praktik  Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program yang mensyaratkan kemampuan aplikatif dan terapadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya.
Pelaksanaan Praktik  Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan di SMP Negeri 10 Tarakan berlangsung dengan lancar, baik dari segi kegiatan persiapan mengajar maupun praktik mengajarnya. Penulis menyadari, bahwa selama pelaksanaan tersebut ada beberapa kendala yang dijumpai, namun berkat bimbingan dan kerja dengan pihak-pihak yang terkait akhirnya masalah tersebut dapat teratasi.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh sehingga mahasiswa kelak dapat mengemban tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.

B.     Saran
Mengingat begitu pentingnya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa sebagai calon guru, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar pelaksanaan PPL ini bisa lebih baik yaitu:
1.      Selalu meningkatkan kerjasama yang lebih baik antara dosen pembimbing, guru pamong dan mahasiswa PPL, sehingga proses pelaksanaan Kegiatan Praktik  Pengalaman Lapangan (PPL) dapat berjalan lancar.
2.      Mahasiswa sebagai peserta PPL sebaiknya harus benar-benar memanfaatkan kegiatan PPL ini sebagai sarana untuk melatih diri untuk dapat menjadi guru yang baik.
3.      Selalu aktif terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tugas keguruan lainnya selain mengajar, agar calon guru nantinya tidak hanya dapat mengajar tapi juga mampu membimbing siswa dalam tugas ekstrakurikuler lainnya.
4.      Sikap terbuka dan rasa sosial yang tinggi harus selalu di tingkatkan agar dapat terjalin suatu hubungan yang harmonis, khususnya dalam lingkungan sekolah.
5.      Mahasiswa PPL berikutnya, hendaknya mempersiapkan kesiapan berupa dana, mental, dan yang terpenting adalah kesiapan dalam ilmu pengetahuan baik yang menyangkut pengetahuan tentang belajar mengajar maupun pengetahuan tentang bidang studi yang diajarkan. Selain itu, hendaknya memperhatikan semua petunjuk yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara PPL, agar pelaksanaan PPL dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA

 Endah, 2011. Laporan Praktek Pengalaman Lapangan II di SMP Negeri 10 Tarakan. Tarakan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo

Tim Penyusun. 2011. Profil SMP Negeri 10 Tarakan. Tarakan SMP Negeri 10 Tarakan.

UPT.  2009. Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan. Universitas Borneo Tarakan.



0 komentar:

Posting Komentar